Friday 21 October 2016

Sifat Riya


Penyakit hati lainnya dan merupakan sifat tercela adalah Riya. Riya berarti melihat. Menurut akhlak riaya adalah sikap atau amal yang dilakukan seseorang dengan tujuan agar orang lain melihatnya sehingga dapat memberikan penghargaan bagi dirinya. Orang riya selalu ingin mendapat pujian dari orang lain. Amal perbuatan orang riya seperti shalat, zakat, infak, shadaqah, haji selalu diukur dengan pujian yang diberikan orang lain kepadanya.
Allah SWT sangat membenci terhadap perbuatan ini, bahkan segala amal perbuatan baiknya yang disari atas riya tidak akan mendapat pahala dari Allah SWT, bahkan akan mendatangkan siksa karena riya merupakan bentuk syirik yang kecil kepada Allah. Orang yang selalu ingin mendapatkan penghargaan orang lain diakhirat kelak akan disuruh oleh Allah untuk meminta pahala dan ganjaran dari orang yang telah memujinya, tapi hal itu tidak mungkin terjadi. Rasulullah pernah bersabda, “Yang paling aku takutkan atas diri kamu adalah syirik kecil” lalu para sahabat bertanya,”apakah syirik kecil itu, ya Rasul?” Jawab beliau, “Riya”. Pada  hari kiamat, Allah menyuruh mereka mencari pahala amalnya, kepada siapa tujuan amal mereka itu, firman-Nya :


Artinya :
“Carilah manusia yang waktu hidup di dunia kamu beramal tujuannya hanya untuk dipuji oleh mereka.”
Kebalikan dari riya adalah ikhlash. Ikhlash artinya mengerjakan sesuatu diadasarkan atas kenbersihan jiwa hanya mengharap ridha, rahmat dan pahala dari Allah semata. Orang yang beramal atas dasar riya adalah orang yang paling merugi, sebab sudah cape-cape beramal, tetapi amalnya ditolak bahkan mendatangkan siksa dari Allah SWT. Seperti seseorang yang mendirikan shalat karena ingin dipuji malah mendatangkan siksa :
Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an:


Artinya :
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya.”
(Q.S. Al Ma’un : 107: 4 6).

No comments:

Post a Comment