Friday 21 October 2016

PERILAKU TERPUJI DALAM ISLAM


Islam merupakan agama yang sempurna. Hal ini ditunjukkan dengan kesempurnaan ajarannya yang mencakup segala persoalan hidup manusia.  Di antaranya, Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak yang harus terwujud dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kehadiran Rasulullah SAW diutus ke dunia ini adalah untuk menyempurnakan akhlak. Karena akhlak merupakan perwujudan hati yang paling nyata untuk mengukur kadar keimanan seseorang.
Perilaku terpuji dalam ajaran Islam biasa disebut dengan Akhlakul Karimah, yang artinya adalah seluruh sikap lahiriah seseorang yang bersumber dari nilai-nilai Islam yang diyakininya. Perilaku terpuji akan membawa sosok seseorang menjadi mulia, baik di hadapan Allah maupun di hadapan sesama manusia.
Pada kesempatan ini yang akan dibahas adalah perilaku terpuji yang harus senantiasa kita laksanakan dalam kehidupannya sehari-hari, di antaranya: Husnuzhan kepada Allah, sikap gigih, berinisiatif dan rela berkorban.



1.    Husnuzhzhan kepada Allah
Husnuzhan, berasal dari kata husnu yang berarti baik, dan az-zhan yang berarti prasangka. Husnuzhzhan mengandung arti prasangka yang baik. Kebalikan dari husnuzhan adalah su’uzhzhan yang berarti prasangka yang buruk.
Husnuzhzhan kepada Allah mengandung arti sikap yang selalu mengedapankan rasa bahwa segala apa yang dikehendaki Allah atas dirinya mengandung sisi baik atau hikmah yang baik karena kasih sayang Allah  kepada makhluknya. Sebaliknya mempunyai sifat su’uzhzhan kepada Allah berarti mempunyai pandangan bahwa Allah hendak memberikan kesusahan dan penderitaan atas dirinya padahal dirinya telah mersa berusaha dan berdo’a atas apa yang kehendaki.
Husnuzhan kepada Allah adalah sikap yang wajib ada pada diri seorang mu’min. Allah menghendaki kepada hamba-hamba kebaikan-kebaikan. Keputusan apapun yang Allah berikan kepada hambanya mengandung hikmah yang besar bagi kelangsungan hidup dan ketentraman umat manusia di muka bumi. Baik adanya kewajiban amupun larangan, pada hakikatnya adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri bukan untuk kepentingan Allah. Sebab Allah adalah zat yang Maha Sempurna dan tidak membutuhkan sedikitpun atas makhluknya.
Sikap husnuzhan kepada Allah contohnya kita senantiasa berdo’a memohon agar terlepas dari penderitaan hidup. Akan tetapi sampai waktu yang lama dirasakan belum ada jalan keluar dari masalah tersebut. Atas kejadian ini maka seorang mu’min harus memiliki pandangan bahwa, pertama  Allah yang pasti mendengar segala do’a yang dipanjatkan kepada-Nya. Kedua, bahwa Allah belum memperkenan do’a tersebut karena Allah karena dikhawatirkan ada bencana  atau musibah lebih besar dari masalah yang dihadapi kalau permohonannya dikabulkan. Ketiga, Segala do’a yang dipanjatkan kepadanya akan menjadi pahala nanti di akhirat.
Allah berfirman :

Artinya :
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(Q.s. Al-Baqarah :186)

Allah akan senantiasa memberikan yang terbaik untuk hambanya asalkan hamba-hambanya mau melaksakan apa yang diperintah Allah SWT. kebaikan dari Allah dapat beragam bentuknya baik berupa rahmat, maghfirah, bahkan terhindar dari musibah. Selain itu diperlukan sikaf husnuzhan kepadanya. Dalam hadits qudsi disebutkan :

Artinya :
“Aku sesuai dengan dugaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersama dengannya ketika ia berdzikir kepada-Ku.”
(HQR. Syaikhani dan Tirmidzy)
Dengan sikap husnuzhan yang kuat maka kita  akan memanjatkan doa pengharapan atas rahmat Nya dan kita akan memperbanyak istighfar, memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat. Sebesar apapun dosa kita, Allah pasti  akan mengampuni, asalkan kita benar benar mau bertaubat kepada Nya.



2.    Sikap gigih
Islam megajarkan agar setiap umatnya memiliki kekuatan dalam berbagai aspek, baik kuat dalam ilmu pengetahun, kuat dalam ekonomi, kuat badan (sehat) terutama kuat iman dan Isalamnya.
Kekuatan yang dimiliki seorang muslim merupakan alat agar dirinya mampu berjuang dengan gigih di dalam mempurjuangkan cita-citanya, yaitu cita-cita agar mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Orang yang memeiliki sikap gigih akan senantiasa mencari jalan keluar atas segala sesuatu yang menghalanginya, bahkan halangan dan rintangan adalah alat dorong agar dirinya mampu mengahadapinya dengan sukses.
Sikap gigih yang diperlihat oleh seorang muslim akan mencakup ke dalam dua hal, yaitu gigih dalam rangka mempertahankan hidup dan gigih dalam rangka ibadah dan taqarub kepada Allah SWT. Ada pepatah mengatakan Seorang muslim sejati itu i kalau siang hari seperti singa yang gagah perkasa, tetapi kalau malam seperti seorang budak yang tunduk dan patuh di hadapan majikannya. Maksudnya kalau siang hari ia membanting tulang mencari kehidupan dunia dengan semangat dan kalau malam hari ia sujud berdzikir di hadapan Allah bahkan sampai menangis.
Sejalan dengan ini ada sebuah hadits yang belum jelas keshahihannya.


Artinya :
“Bekerjalah untuk duniamu seolah olah kamu akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah olah kamu akan mati besok.”
(AI Hadis).
Setiap muslim wajib memiliki sikap gigih untuk mendapatkan harta yang halal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Juga seorang muslim jangan pernah putus asa dari mendapatkan rahmat dan maghfirah Allah SWT . Firman Allah :

Artinya :
“dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”
(Q.s. Yusuf : 87)

Keberhasilan cita cita seseorang itu harus diiringi dengan semangat atau keinginan yang kuat dan disertai doa yang tulus kepada Allah Swt. Dengan kata lain, untuk tercapainya suatu cita cita harus ada usaha lahir dan batin.
Orang gigih dalam ibadah dan usaha terlihat dari sifat-sifat atau ciri-ciri sebagai berikut :
1.    Senantiasa optimis dalam mencapai sesuatu
2.    Tidak mudah terpengaruh oleh teman
3.    Sanggup menghadapi tantangan dan rintangan
4.    Tidak mudah putus asa apabila mengalami kegalan, bahkan kegalan dijadikannya alat dorong untuk sukses
5.    Apabila gagal senantiasa bersabar
6.    Apabila berhasil senantiasa bersyukur kepada Allah dan tidak sombong



3.    Berinisiatif
Pribadi muslim merupakan pribadi yang selalu menjadikan setiap kesempatan untuk mendapatkan kebaikan dari Allah SWT. Akan tetapi, tidak semua kesempatan yang ada dapat diraihnya sesuai dengan apa yang dikendakinya. Oleh karena itu seorang mu’min harus memiliki pemikiran yang cemerlang guna menghadapi kehidupan yang semakin berat tantangannya.
Untuk menghadapi kehidupan ini diperlukan sikap inisiatif atau dengan kata lain sikap yang senantiasa berpikir, menciptakan suatu kondisi untuk mencapai suatu tujuan. Sebab perilaku berinisiatif itu dapat menunjang berhasilnya suatu cita cita, sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar Ra’du ayat 11.


Artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
(Q.S. Ar Ra’du : 11)
Ayat di atas mengandung arti bahwa manusia wajib berusaha (berinisiatif) dalam kehidupannya. Manusia tidak boleh menyerah tanpa berusaha, karena dalam kenyataan segala sesuatu yang kita perolah tidak datang dengan sendirinya tetapi melalui usaha. Misainya kita ingin pandai harus rajin belajar yang tekun dan ulet, kita ingin kaya harus rajin berusaha (bekerja) dan berhemat. Peribahasa kita menyatakan: ‘Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya”
Ciri-ciri orang yang memiliki sifat kreatif dan selalu berinisiatif :
1.    Menjadikan kegagalan sebagai pelajaran agar tidak terulang lagi
2.    sel;alu berpikir rasional (masuk akal) untuk menyelesaikan masalah
3.    Berpandangan ke masa depan
4.    Menghargai waktu
5.    Terbuka menerima pendapat orang lain
6.    Senantiasa mencari cara terbaik untuk menyelesaikan suatu persoalan
7.    Senantiasa mempunyai alternatif apabila cara sebelumnya tidak berhasil
8.    Selalu menggunakan sarana yang apa ada ketika sarana yang utama tidak ada
9.    Selalu memohon pertolongan kepada Allah



4.    Rela berkorban
Untuk mendapatkan kesuksesan yang dicita-citakan, seseorang tentu tidak akan lepas dari pengorbanan, baik harta maupun tenaga, bahkan jiwa raga sekalipun.
Banyak orang yang telah mengorbankan hartanya untuk mendapatkan apa yang dicita citakannya. Tidak sedikit pula orang mengorbankan tenaganya untuk memperoleh uang atau harta yang dicarinya. Begitu pula para pahlawan kemerdeban bangsa Indonesia dengan rela mengorbankan harta, tenaga, bahkan jiwa raga untuk kemerdekaan negara dan bangsanya. Berapa banyak orang yang gugur dalam pertempuran untuk memperjuangkan tegaknya agama Islam, tiada lain karena mereka memiliki jiwa rela berkorban.
Sifat-sifat rela berkorban yang dimiliki oleh para syuhada harus kita teladani dan kita terapkan dalam kehidupan sehari hari.  Sifat rela berkorban merupakan wujud perjuangan seorang hamba untuk mendapatkan ridha Allah Swt.
Allah Swt berfirman dalam Surat Ash Shaf ayat 10 dan 11.


Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu, Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu, yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu.”
(Q. S. Ash Shaff : 10-11).

Jaminan keselamatan di dunia dan di akhirat dari Allah adalah  bagi orang orang yang berani dan rela berkorban dengan harta dan jiwanya di jalan Allah Swt. Orang yang mempunyai sikap rela berkorban akan terlihat dari sikap-sikap :
1.    Tidak sombong kalau dipuji dan tidak putus asa kalau dihina orang lain
2.    Dalam setiap pengorbanan senantiasa karena Allah
3.    Tidak pernah berpikir untung atau rugi
4.    Berpikir hanya mengharap pahala Allah Allah SWT
 Mudah mudahan kita tergolong ke dalam  orang orang yang rela berkorban di jalan Allah.

No comments:

Post a Comment