Saturday 27 August 2016

SHALAT FARDU

SHALAT FARDU
A.    Ketentuan Shalat
Shalat termasuk ke dalam rukun Islam, yaitu rukun Islam yang ke-2. Shalat merupakan tiang agama, orang yang mengerjakan shalat sama artinya telah menegakkan agama dan orang yang meninggalkannya sama dengan telah merusak agama. Oleh sebab itu, setiap muslim diwajibkan untuk melaksanakan shalat terutama shalat wajib 5 waktu.
Menjalankan shalat memiliki fungsi dalam kehidupan, diantaranya dengan shalat yang benar akan membentuk pribadi yang disiplin, patuh terhadap peraturan yang berlaku, taat kepada orangtua dan guru serta membentuk pribadi siswa yang rendah hati atau tidak sombong. Dengan kata lain, dengan melaksanakan shalat yang baik dan benar akan mencegah dari berbuat durhaka kepada Allah dan kemungkaran.
1.    Pengertian Shalat
Asal makna shalat menurut bahasa arab ialah “doa”. Adapun yang dimaksud di sini ialah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, serta memenuhi beberapa syarat yang ditentukan.
Firman Allah SWT:

“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (Al-Ankabut : 45)
Shalat itu ada yang wajib ada pula yang sunat. Shalat wajib adalah shalat yang harus dilakukan oleh setiap muslim. Kewajiban melaksanakan shalat tersebut adalah 5 kali dalam sehari, yaitu:
a.    shalat subuh terdiri dari 2 rakaat,
b.    shalat zuhur terdiri dari 4 rakaat,
c.    shalat asar terdiri dari 4 rakaat,
d.    shalat magrib terdiri dari 3 rakaat,
e.    shalat isya terdiri dari 4 rakaat.
2.    Rukun Shalat
Di dalam menjalankan ibadah shalat kita diharuskan untuk melakukannya sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah, yaitu dari rukun-rukunnya, dari segi gerakan, bacaan, termasuk keadaan hati ketika shalat. Apabila hal-hal seperti ini tidak diperhatikan, maka shalatnya rusak, batal, serta tidak berpahala di sisi Allah. Oleh sebab itu, kita diwajibkan mempelajari praktek shalat dengan benar. Rasulullah bersabda:

Artinya:
“Shalatlah kalian sebagaimana aku shalat.”
Sebelum menjalankan ibadah shalat, terlebih dahulu badan kita harus bersih dari najis dan hadas, yaitu dengan cara berwudu. Setelah berwudu maka kita bersiap untuk melaksanakan shalat dalam keadaan rapi, menutup aurat serta menghadap kiblat.
Di dalam mengerjakan shalat hendaknya memperhatikan hal-hal yang menjadi rukun shalat. Jika ada salah satu rukun yang tidak dilaksanakan maka shalatnya tidak syah atau batal. Yang termasuk rukun shalat adalah sebagai berikut.
1.    Niat mengerjakan shalat,
2.    Berdiri tegak jika berkuasa,
3.    Takbiratul ihram, sambil membaca Allahu Akbar,
4.    Membaca surat Al-Fatihah,
5.    Ruku dengan tumaninah,
6.    Itidal dengan tumaninah,
7.    Sujud dua kali dengan tumaninah,
8.    Duduk di antara dua sujud dengan tumaninah,
9.    Duduk tasyahud awal,
10.    Duduk tasyahud akhir, dengan cara duduk tawarruk,
11.    Membaca salawat atas Nabi,
12.    Membaca salam yang pertama,
13.    Menertibkan rukun shalat.
B.    Praktek Shalat
Setelah kita mengetahui rukun-rukun shalat, sekarang mari kita belajar melaksanakan shalat sesuai dengan contoh Nabi.
1.    Niat mengerjakan shalat,
2.    Berdiri tegak jika berkuasa,
    Berdiri dengan menghadap kiblat, kedua tangan diturunkan ke samping, mata merunduk ke bawah ke arah tempat sujud,
3.    Takbiratul ihram
    Kedua belah tangan diangkat ke arah telinga dengan jari-jari rapat namun terbuka, sambil membaca;
   
Allahu akbar
Artinya: “Allah Maha Besar”
    Setelah takbir, keadaan tangan sedekap (tangan kanan disimpan di tangan kiri dalam keadaan menggenggam sedikit lebih atas dari pergelangan tangan kiri).
4.    Setelah itu membaca doa iftitah. Dalam membaca iftitah ini ada beberapa doa yang bisa kita baca, yaitu:
   
Artinya:
“Maha suci Engkau ya Allah dengan kemuliaan-Mu, dengan nama-Mu yang penuh berkah dan dengan keagungan-Mu yang Maha Tinggi, tiada Tuhan selain Engkau.” (HR. Muslim)
Atau:

Artinya:
Ya Allah, Engkau telah menjauhlan antara Timur dan Barat, Ya Allah bersihkanlah saya dari kesalahan, sebagaimana kain putih dibersihkan dari segala kotoran. Ya Allah basuhlah kesalahanku dengan air, salju dan embun. (HR. Bukhari Muslim)
Atau:
Artinya:
“Sesungguhnya kuhadapkan wajahku kepada dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanya bagi Allah semata, Tuhan seru sekalian alam, tidak ada sekuru bagi-Nya: dan dengan demikian itulah aku perintahkan, dan aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri .... sampai dan saya kembali kepadamu.” (HR. Ahmad, Muslim, Tirmidzi, dan Abu Daud)
5.    Membaca surat Al-Fatihah,
    Bacaan surat Al-Fatihah:
6.    Setelah membaca surat Al-Fatihah kemudian membaca ayat-ayat pendek,
7.    Ruku dengan tumaninah,
    Setelah membaca surat, angkat kedua belah tangan sambil membaca ”Allahu akbar”, kemudian ruku (membungkuk, kedua tangan memegang lutut), lalu membaca:
   
Subhaanarabbiyal ‘azhiim
“Maha suci Tuhanku yang Maha Agung”, sebanyak 3x.
8.    Itidal dengan tumaninah,
    Setelah ruku, kita bangkit dan berdiri kembali sambil mengangkat kedua tangan seperti pada takbiratul ihram, sambil membaca:
   
Sami’al laahu liman hamidah
“Semoga Allah berkenan mendengarkan ucapan orang yang memujinya.”
Setelah itu berdiri tegak, kedua tangan kita lepaskan lurus ke bawah sejajar dengan badan, kemudian diikuti dengan membaca:
   
Rabbanaa wa lakal hamdu.
“Wahai Tuhan kami, dan hanya bagi-Mu segala puji.“
9.    Sujud dua kali dengan tumaninah,
    Ketika sujud membaca doa:
   
“Maha suci Tuhanku yang Maha Tinggi dengan memuji kepada-Nya” sebanyak 3x.
10.    Duduk di antara dua sujud dengan tumaninah,
    Setelah sujud kita duduk iftirasy yakni kaki kiri diduduki, sementara kaki kanan berdiri dan jari-jarinya dilipat, sambil membaca:
   
“Ya Tuhan, ampunilah aku, cukupilah kekuranganku, angkatlah derajatku, beri rizkilah aku, beri petunjuklah aku, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku.”
    Setelah itu melakukan sujud yang kedua, dengan cara dan bacaan yang sama seperti sujud pertama.
11.    Duduk tasyahud awal,
    Pada rakaat kedua, setelah bangkit dari sujud kedua, lalu duduk tasyahud (tahiyat) awal, dengan cara duduk iftirasy yakni kaki kiri diduduki, sementara kaki kanan berdiri dan jari-jarinya dilipat, sambil membaca:

“Segala kehormatan, keberkatan, rahmat dan kebaikan adalah bagi Allah. Semoga keselamatan, rahmat, dan keberkatan Allah tetap terlimpah atasmu wahai Nabi. Semoga keselamatan tetap bagi kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwasannya Muhammmad adalah utusan-Nya.”
Atau bisa juga membaca:
   
Artinya:
“Segala kehormatan, segala doa dan ucapan yang baik kepunyaan Allah, dan kesejahteraan atasmu wahai Nabi. Semoga keselamatan tetap bagi kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwasannya Muhammmad adalah utusan-Nya.”
12.    Duduk tasyahud akhir, dengan cara duduk tawarruk yakni kaki kiri tidak lagi diduduki seperti pada tahiyyat awal, tetapi jari jemari kaki kiri muncul di bawah kaki kanan dan kita duduk pada tempat shalat (sajadah), sementara kaki kanan berdiri dan jari-jarinya dilipat.
13.    Membaca shalawat atas Nabi,
    Membaca shalawat ini dilakukan pada waktu duduk tasyahud akhir. Bacaannya sama dengan tasyahud awal, hanya pada tasyahud akhir ini dilengkapi dengan membaca shalawat atas Nabi:
   
“Sebagaimana Engkau telah memberi shalawat atas Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim dan keluarganya, dan seluruh alam semesta ini, Engkaulah yang Maha Terpuji dan Maha Mulia.”
14.    Setelah itu, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa:
   
Allahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qobri wamin ‘adzaabil jahannama wamin fitnatil mahya walmamati wamin fitnatil masihid dajjal.
Artinya:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari segala siksa kubur dan dari siksa neraka jahanam, serta dari fitnah kehidupan dan dari fitnah tipu daya dajjal.”
15.    Membaca salam yang pertama,
    Setelah tahiyat akhir kemudian salam (kepala menengok ke kanan kemudian ke kiri) sambil membaca:
   
“Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan atas kamu sekalian.”
1.    Hafalkanlah setiap gerakan dan bacaan shalat yang telah kamu pelajari!
2.    Buatlah kelompok yang terdiri dari lima orang dan praktekkan oleh masing-masing kelompok tata cara shalat subuh, zuhur, asar, magrib, dan isya di depan kelas dengan disaksikan guru dan kelompok lain!
Kegiatan Belajar 3
C.    Hal-Hal yang Membatalkan Shalat
Di dalam mengerjakan shalat hendaknya memperhatikan hal-hal yang membatalkan shalat. Sebab, jika tidak maka kita akan rugi, dan shalat yang telah dilaksanakan menjadi sia-sia.
Ada tiga hal yang membatalkan shalat, yaitu sebagai berikut.
1.    Tertinggal syarat shalat, misalnya;
a.    tidak berwudu,
b.    belum masuk waktu shalat,
c.    terbuka aurat,
d.    tidak menghadap kiblat, dan sebagainya.
2.    Tertinggal rukun shalat, misalnya;
a.    tidak berniat,
b.    tidak takbiratul ihram, dan lain-lain.
3.    Hal-hal lain
    Ada hal lain yang membatalkan shalat, yaitu;
a.    berkata-kata, bercakap-cakap, berbisik-bisik,
b.    batal wudu,
c.    sengaja bergerak selain gerakan shalat,
d.    makan dan minum,
e.    mengambil atau membuang sesuatu yang membatalkan wudu juga membatalkan shalat.

No comments:

Post a Comment