Saturday 27 August 2016

Puasa Ramadhan dan Puasa Sunah

PUASA RAMADHAN DAN PUASA SUNAH
A.    Puasa Ramadan
Puasa merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima. Dalam agama Islam puasa disebut juga dengan saum. Puasa termasuk ibadah yang bersifat badaniyah seperti ibadah shalat.
Berpuasa sangat banyak manfaatnya dan memiliki keutamaan bagi yang menjalankannya. Selain itu, puasa memiliki dampak sosial yang sangat luas, terutama puasa yang dilakukan pada bulan suci Ramadan.
Apakah yang dimaksud dengan puasa Ramadan?
Puasa Ramadan adalah puasa yang diwajibkan kepada setiap muslim (laki-laki dan perempuan) pada bulan Ramadan selama satu bulan penuh (29 hari atau 30 hari). Puasa Ramadan mulai diwajibkan kepada umat Islam pada tahun ke-2 Hijrah Nabi saw. Tepatnya hari Senin tanggal 2 Syaban setelah dua tahun Nabi Muhammad saw. melakukan hijrah ke Madinah. Sejak itulah umat Islam melaksanakan puasa pada bulan Ramadan.
Kewajiban berpuasa pada bulan Ramadan juga diwajibkan oleh Allah kepada umat-umat sebelum Nabi Muhammad saw.
Firman Allah SWT:






Artinya:    ”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”    (QS. Al-Baqarah : 183)
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman:




Artinya:    “Bulan Ramadan yaitu bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil), maka barangsiapa yang berada di tempat tinggalnya pada bulan itu, hendaklah ia berpuasa.” (QS. Al-Baqarah : 185)
Adapun hadis nabi yang menyatakan bahwa puasa Ramadan hukumnya wajib adalah sebagai berikut.













Artinya:    “Islam didirikan atas lima dasar, yaitu mengaku bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan, dan naik haji ke Baitullah.” (HR. Bukhari Muslim dan Ahmad)
Berdasarkan pada ayat Al-Qur'an dan hadis nabi di atas, dijelaskan bahwa berpuasa pada bulan Ramadan hukumnya adalah wajib bagi setiap individu muslim. Oleh sebab itu, orang yang dengan sengaja tidak berpuasa pada bulan Ramadan, maka ia berdosa. Bahkan, sebagian berpendapat bahwa bagi orang yang dengan sengaja tidak berpuasa pada bulan Ramadan, maka ia dinyatakan  kafir atau murtad.
Berpuasa pada bulan Ramadan dikatakan sah apabila terpenuhi syarat dan rukun puasa itu sendiri. Adapun, syarat-syarat bagi orang yang melaksanakan puasa Ramadan adalah:
1.    beragama Islam,
2.    balig atau sampai umur,
3.    berakal (tidak gila dan tidak dalam keadaan mabuk),
4.    suci dari haid dan nifas bagi perempuan,
5.    mukim (berada di tempat tinggal sendiri) bukan dalam keadaan musafir (berada dalam perjalanan), dan
6.    mampu untuk berpuasa (bagi orang yang sedang sakit atau orang yang lemah fisiknya tidak diwajibkan berpuasa).
Jika syarat-syarat di atas terpenuhi maka seseorang wajib menjalankan puasa  pada bulan Ramadan. Kalau tidak, maka ia termasuk orang yang durhaka (berdosa).
Adapun yang menjadi ketentuan-ketentuan berpuasa pada bulan Ramadan  adalah sebagai berikut.
1.    Berniat                                                Niat berpuasa pada bulan Ramadan harus dilakukan pada malam hari atau sebelum terbit fajar (sesudah makan sahur) dan tidak boleh berniat berpuasa wajib pada bulan Ramadan setelah siang hari. Niat berpuasa ini harus disesuaikan dengan puasa yang akan kita kerjakan.
Sabda Nabi saw:




Artinya:    “Barangsiapa yang tidak menetapkan (niat) di hatinya sebelum fajar bagi orang yang hendak berpuasa pada esok harinya, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Abu Daud)
2.    Menahan diri dari melakukan makan dan minum serta menahan diri dari semua perbuatan yang dapat membatalkan puasa, mulai saat terbit fajar hingga datangnya waktu magrib (berbuka puasa). Adapun yang dapat membatalkan puasa di antaranya adalah melakukan makan, minum, berjima pada siang hari serta melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama Islam.
Selain ketentuan-ketentuan di atas, pada puasa bulan Ramadan disunahkan untuk melaksanakan makan sahur sebelum terbit fajar atau pada malam harinya.
Yang dimaksud dengan makan sahur adalah makan pada malam hari di bulan Ramadan sebelum terbit fajar bagi orang-orang yang akan menjalankan ibadah puasa. Makan sahur ini sebaiknya dilaksanakan menjelang waktu shalat subuh sekitar pukul 03.30-04.00 dini hari.
Makan sahur ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. bagi mereka yang akan menjalankan puasa keesokan harinya dan hukumnya adalah sunah. Makan sahur ini berguna untuk menjaga agar tubuh kita tetap kuat pada waktu siang hari. Selain itu, makan sahur tersebut mengandung banyak berkah bagi yang melakukannya.
Nabi saw. bersabda:



Artinya:    “Bersahurlah kamu sekalian, karena sesungguhnya di dalam bersahur tersebut terdapat berkah.” (HR. Bukhari)
Jadi, ketika kita menjalankan puasa pada bulan Ramadan janganlah meninggalkan makan sahur karena di dalam makan sahur tersebut terdapat banyak kebaikan bagi siapa saja yang menjalankannya.
Selain itu, bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa wajib pada bulan Ramadan disunahkan untuk menyegerakan berbuka puasa jika sudah tiba saatnya untuk berbuka puasa. Berbuka puasa ini lebih baik didahulukan daripada melaksanakan ibadah shalat magrib. Selain itu, jangan sampai terlewatkan untuk berdoa terlebih dahulu ketika berbuka puasa.
Doa berbuka puasa yang biasa dibacakan oleh Nabi Muhammad saw. adalah:



Artinya:    “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan kepada Engkaulah aku beriman, dan dengan rizki-Mu aku berbuka puasa.”
Adapun, amalan-amalan lain yang disunahkan bagi orang yang sedang menjalankan puasa pada bulan Ramadan di antaranya adalah:
1.    segera berbuka jika waktunya telah datang.
2.    disunahkan berbuka puasa dengan yang manis seperti kurma atau makanan yang lainnya. Hal ini yang biasa disebut dengan takjil.
3.    melakukan makan sahur pada malam harinya.
4.    mengakhirkan makan sahur menjelang shalat subuh.
5.    meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak berguna dan perbuatan yang dapat mengurangi kesempurnaan dan pahala berpuasa.
6.    memperbanyak perbuatan-perbuatan kebajikan, seperti membaca Al-Qur'an, banyak melaksanakan shalat sunat tarawih, berzikir, bersedekah, dan  sebagainya.
7.    sebelum berbuka puasa hendaklah berdoa terlebih dahulu.
8.    memberikan makanan dan minuman bagi orang-orang yang akan berbuka puasa.
9.    beriktikaf di mesjid, dan sebagainya.
1.    Apakah kalian sudah terbiasa menjalankan puasa pada bulan Ramadan?
2.    Bagaimana pengalaman kalian ketika menjalani puasa wajib bulan Ramadan?
3.    Pernahkah kalian tidak berpuasa pada bulan Ramadan? Kenapa?
4.    Kalian sedang menjalankan puasa Ramadan, kemudian datang seorang teman mengajak kalian pergi bermain. Ketika bermain, teman kalian tersebut merasa haus dan membeli minuman. Satu untuknya dan yang satunya lagi diberikan kepada kalian. Bagaimana sikap kalian dengan perbuatan tersebut?
5.    Pada bulan Ramadan, Rudi dan teman-temannya pergi memancing di sungai. Ketika sedang asyik memancing, tidak sengaja teman Andi menemukan buah jambu. Lalu, buah tersebut diambil dan dimakannya. Bagaimana seharusnya sikap Andi melihat perbuatan temannya tersebut?
B.    Puasa Sunah Senin Kamis
Puasa yang disyariatkan di dalam ajaran Islam ada yang hukumnya wajib (seperti perintah berpuasa pada bulan Ramadan) dan ada pula yang hukumnya sunah seperti berpuasa pada hari Senin dan Kamis.
Apa yang dimaksud dengan puasa Senin Kamis?
Puasa Senin Kamis adalah puasa sunah yang dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis. Hukumnya adalah sunah. Kita sebagai orang yang beriman disarankan untuk selalu melaksanakan puasa Senin Kamis tersebut. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad saw. yang diterima dari Aisyah dan diriwayatkan oleh Imam An-Nasai, yang berbunyi sebagai berikut.

Artinya:    “Telah berkata Aisyah, bahwa Rasulullah saw. biasa mementingkan  berpuasa setiap hari Senin dan Kamis.” (HR. An-Nasai)
Hadis lain menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda yang artinya sebagai berikut.
“Amal perbuatan itu diperiksa setiap hari Senin dan Kamis, maka saya senang diperiksa amal perbuatanku sedangkan saya sedang berpuasa.” (HR. At-Thirmidzi)
Praktek melaksanakan puasa Senin Kamis sama halnya dengan berpuasa pada bulan Ramadan. Begitu juga yang menjadi syarat dan rukunnya. Yang membedakannya adalah niat dan waktu pelaksanaannya.
Syarat-syarat berpuasa Senin Kamis adalah:
1.    beragama Islam,
2.    balig atau sampai umur,
3.    berakal (tidak gila dan tidak dalam keadaan mabuk),
4.    suci dari haid dan nifas bagi perempuan,
5.    mukim (berada di tempat tinggal sendiri) bukan dalam keadaan musafir
    (berada dalam perjalanan), dan
6.    mampu untuk berpuasa (bagi orang yang sedang sakit atau orang yang lemah fisiknya tidak diwajibkan berpuasa).
Adapun, yang menjadi rukun puasa Senin dan Kamis adalah:
1.    berniat. Niat berpuasa pada hari Senin dan Kamis harus dilakukan pada malam hari atau sebelum terbit fajar dan boleh berniat untuk berpuasa setelah siang hari. Selama belum melakukan makan dan minum apa-apa maka puasanya sah.
2.    menahan diri dari melakukan makan dan minum serta menahan diri dari semua perbuatan yang dapat membatalkan puasa, mulai terbit fajar hingga datangnya waktu magrib (berbuka puasa).
Oleh sebab itu, kita sebagai orang yang beriman harus selalu berusaha untuk  bisa menjalankan puasa sunah pada hari Senin dan Kamis sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad saw.
Apakah kalian pernah atau selalu melaksanakan puasa sunah Senin Kamis tersebut?
Bagi mereka yang melaksanakan puasa (baik puasa wajib pada bulan Ramadan maupun puasa sunah Senin Kamis) terkandung banyak hikmah baginya. Di antara hikmah-hikmah tersebut adalah:
1.    menjadikan seseorang mencapai derajat ketakwaan kepada Allah SWT.
2.    mendidik untuk berdisiplin dan mentaati peraturan.
3.    mendidik untuk selalu bersopan-santun dan kasih sayang terhadap kaum duafa.
4.    menimbulkan kecerdasan berfikir bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa.
5.    menjadikan badan selalu sehat.
6.    melatih hidup untuk selalu sederhana.
7.    melatih untuk biasa menahan hawa nafsu.
8.    merasakan kekurangan, kesengsaraan orang-orang fakir miskin dengan  merasakan lapar dan haus pada waktu berpuasa.
Pernahkah kalian menjalankan puasa Senin dan Kamis?
Bagaimana sikap kalian ketika sedang menjalankan puasa sunah Senin dan Kamis tersebut? Coba kalian jelaskan dan diskusikan dengan teman-teman kalian?
Pengalaman apakah yang kalian dapatkan ketika menjalankan puasa sunah Senin dan Kamis? 

No comments:

Post a Comment