Saturday 27 August 2016

KISAH IBRAHIM AS

Kisah Ibrahim as.
Pada zaman dahulu di daerah Babilonia (sekarang Negara Irak) ada sebuah negeri yang dipimpin oleh seorang raja zalim yang bernama Namrud. Dia mengaku dirinya sebagai Tuhan, sehingga rakyatnya diharuskan menyembah berhala dan dirinya. Karena merasa takut, rakyatpun melakukan apa yang diperintah oleh sang raja. Apabila membantah maka akan disiksa bahkan dibunuh.
Sampai suatu saat Allah mengutus seorang Nabi, yaitu Ibrahim. Nabi Ibrahim merupakan putra seorang pembuat patung dan arca, yaitu Azar. Semenjak kecil Ibrahim sudah memiliki sikap yang baik dan mempunyai kecerdasan berfikir yang luar biasa. Ketika masyarakat menyembah berhala yang berupa patung-patung dan arca yang dibuat oleh bapaknya, Ibrahim berpikir, mengapa manusia harus menyembah patung atau arca, padahal benda itu tidak bisa mendengar dan juga tidak bisa melihat. Tidak pantas seorang Tuhan itu buta dan tuli. Pasti ada yang lebih sempurna dan berkuasa, yang mampu menghidupkan serta mematikan makhluknya.
1.    Ibrahim Mencari Tuhan
Ibrahim merasa penasaran tentang siapa Tuhan yang sebenarnya. Siang dan malam ia mencari Tuhannya dengan menggunakan akalnya, tetapi ia tidak menemukan tuhan pada benda-benda alam yang ada. Akhirnya Ibrahim dapat menyimpulkan bahwa Tuhan itu adalah pencipta alam semesta ini.    
Demikian Ibrahim mencari Tuhan.  Setelah ia yakin, kemudian ia mulai melakukan dakwahnya menyiarkan Agama Allah, dengan cara mengajak masyarakat agar tidak menyembah berhala tetapi menyembah Tuhan yang telah menciptakannya.
Ajakan Ibrahim tersebut tentu saja membuat raja marah dan membenci Ibrahim. Ayahnya yang seorang pembuat patung, tidak terlepas dari ajakan Ibrahim untuk menghentikan perbuatannya dan meninggalkan menyembah berhala.
2.    Ibrahim Sang Penghancur Berhala
Ibrahim sangat membenci berhala-berhala. Menurutnya berhala hanya sebuah batu yang diukir, tidak memiliki kekuatan sedikitpun, tidak mendengar dan tuli sehingga tidak pantas untuk disembah.
Sampai suatu ketika, Raja Namrud beserta kaumnya mengadakan upacara agama ke luar kampung, sehingga kampungnya menjadi kosong. Pada saat itu Ibrahim pergi ke tempat berhala dan menghancurkan berhala-berhala tersebut yang berjumlah 73 buah satu per satu. Hanya satu berhala terbesar yang dia sisakan. Kapak yang digunakan untuk menghancurkan patung-patung tersebut ia kalungkan pada leher berhala yang paling besar, kemudian dia pergi.
Ketika pulang dari upacara, mereka langsung menuju rumah tempat menyimpan berhala-berhala tersebut. Mereka terkejut melihat Tuhan mereka hancur berantakan, dan hanya satu berhala yang masih utuh. Mereka langsung menduga bahwa Ibrahim adalah pelakunya. Sebab, selama ini hanya dia yang tidak menyembah berhala.
Raja kemudian memanggil Ibrahim dan bertanya, “Wahai Ibrahim, apakah engkau yang menghancurkan patung-patung sesembahan kami?” Ibrahim menjawab, “Mengapa engkau menanyakan kepada saya? Tanyakan saja pada patung yang besar ini, bukankah kapaknya terdapat pada patung ini?” Raja Namrud tambah marah, kemudian berkata, “Tidak mungkin aku bertanya pada patung ini, sebab dia tidak bisa berbicara dan tidak bisa berbuat apa-apa!” Ibrahim berkata lagi, “Kalau patung ini tidak bisa berbuat apa-apa, mengapa kau sembah?”
Orang-orang yang ada di sekitar mereka berpikir, memang benar apa yang dikatakan Ibrahim. Mengapa patung yang tidak bisa berbicara dan tidak bisa berbuat apa-apa mereka sembah? Bukankah Tuhan itu harus lebih sempurna dari pada manusia?
Namrud yang sangat marah dan tersinggung dengan jawaban Ibrahim, kemudian memerintahkan kepada anak buahnya agar membakar Ibrahim hidup-hidup.
Kemudian rakyat di negeri itu mengumpulkan kayu bakar sampai bertumpuk sebesar gunung. Setelah siap, mereka menyiapkan alat semacam meriam untuk melemparkan Ibrahim ke dalam tumpukan api. Ibrahim tetap pada keyakinannya bahwa Tuhannya adalah dzat yang menciptakan alam semesta. Ia memohon kepada Allah agar dia diselamatkan dari segala macam upaya yang dilakukuan oleh Namrud. Setelah semua siap, api dibakar dan Ibrahim dilemparkan ke tengah-tengah kobaran api. Lalu, Allah dengan kekuasaannya memerintahkan terhadap api supaya dingin.

Artinya:
“Hai api! Hendaklah dingin dan selamatkan Ibrahim!”
Maka selamatlah Ibrahim dari api itu. Ia tidak terbakar sedikitpun dan tidak merasa panas, bahkan ia merasa dingin. Setelah api padam, keluarlah Ibrahim dan orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu merasa sangat heran. Peristiwa tersebut menyebabkan banyak orang mulai mengikuti ajaran yang dibawa Ibrahim. Mendengar berita tersebut, kemudian Namrud mengusir Ibrahim dari negeri itu. Lalu, Ibrahim pergi ke kota Syam (Kan’an) atau sekarang Palestina. Di tempat ini beliau berumah tangga dan menyebarkan agamanya.
3.    Istri dan Anak Ibrahim as.
Pada awalnya Ibrahim menikah dengan seorang istri bernama Siti Sarah. Namun, pasangan ini tidak mendapatklan keturunan (anak). Kemudian Ibrahim menikah lagi dengan seorang wanita bernama Siti Hajar. Dari istri yang kedua ini beliau mendapatkan seorang anak yang bernama Ismail, yang kemudian menjadi nabi. Setelah sekian lama, barulah Siti Sarah (istri pertamanya) mempunyai anak, yaitu Ishak. Dari Nabi Ishak ini yang kemudian menurunkan beberapa orang nabi seperti Nabi Yakub as., dan terus menurunkan keturunan-keturunan nabi lainnya. Karena para nabi dan rasul semuanya keturunan Nabi Ibrahim, maka Ibrahim dikenal dengan Abul Anbiya atau bapaknya para nabi.
4.    Keteladanan dari Kisah Nabi Ibrahim as.
Dari kisah singkat perjalan Nabi Ibrahim, kita dapat menarik beberapa pelajaran yang dapat dicontoh dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1.    menggunakan akal sehat untuk mencari kebenaran;
2.    keberaniannya untuk menghancurkan menegakkan kebenaran;
3.    kesabaran yang luar biasa karena perintah dari Allah untuk meninggalkan istrinya di padang yang sangat panas dan tandus dan tidak ada air;
4.    keikhlasan Nabi Ibrahim dan istrinya untuk menyembelih putranya sendiri karena diperintah oleh Allah;
5.    Ketaatan Nabi Ibrahim terhadap Allah untuk membangun Kabah.
1.    Di negara manakah Ibrahim dilahirkan?
2.    Mengapa Nabi Ibrahim tidak menyukai pekerjaan ayahnya?
3.    Di manakah Nabi Ibrahim menyimpan kapak yang dipergunakan untuk menghancurkan berhala?
4.    Mengapa Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Namrud?
5.    Sebutkan mukjizat Nabi Ibrahim yang kamu ketahui!

No comments:

Post a Comment