Thursday 25 August 2016

QADHA DAN QADAR

A. Pengertian Qadha dan Qadar
Menurut bahasa, Qadha berarti ketentuan. Secara istilah Qadha adalah ketentuan atau keputusan Allah SWT yang telah berlaku dan menjadi kenyataan tentang segala sesuatu yang menyangkut makhluk-Nya
Qadha telah direncanakan Allah sejak dahulu. Hanya saja manusia tidak dapat mengetahuinya. Sebab, itu adalah urusan Allah. Manusia hanya diperintahkan menerima Qadha dan Qadar-Nya.
Masalah ini menjadi batas-batas wewenang antara manusia sebagai makhluk dan Allah sebagai khalik. Manusia boleh merencanakan sepenuhnya tetapi harus diingat bahwa Allah-lah yang menentukan.
Semua manusia ingin baik, ingin kaya, dan ingin berhasil semua usahanya. Tetapi kenyataannya, manusia hanya dapat berusaha.   
Adapun Qadar menurut bahasa berarti jangka atau ukuran. Secara istilah Qadar adalah ketentuan-ketentuan Allah yang harus berlaku bagi setiap makhluk. Baik atau buruk semua menurut kehendak Allah. Jadi sebenarnya apa yang akan terjadi di dunia itu telah tersurat dan tercantum di lauhul mahfudz sejak dahulu. Lauhul mahfudz adalah tempat yang dijaga oleh malaikat. Tertulis di sana tentang ajal, rizki, untung dan rugi atas semua makhluk-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah, dalam surat Al-Hadid (57) : 22, yang berbunyi:

Artinya:    "Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan pada dirimu melainkan sudah tertulis dalam kitab (lauhul mahfudz) dahulu sebelum Kami melaksanakannya".  (QS. Al-Hadid (57) : 22)
Jadi iman kepada Qadha dan Qadar artinya mempercayai dan menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT sejak zaman dahulu telah memastikan semua ketentuan-ketentuan mengenai apa saja yang harus diwujudkan kepada makhluknya dan melaksanakannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan tersebut.
Selain sebagai rukun iman yang keenam, mempercayai Qadha dan Qadar sangat besar manfaatnya bagi manusia. Batinnya akan selalu tenang. Ia tidak akan berkeluh-kesah menghadapi segala ketentuan Allah atas dirinya. Ia rela menerima apapun yang telah ditakdirkan Allah. Orang yang seperti itu pada akhirnya akan mendapat limpahan kasih sayang dari Allah SWT.
Kegiatan Belajar 2
B.     Contoh Qadha dan Qadar
Setiap orang wajib menyakini dengan pasti bahwa segala perbuatan, ucapan, dan gerak-geriknya terjadi atas usaha yang ditimbulkan oleh kemauan dan kemampuan yang diciptakan Allah SWT. Ia akan mendapat siksa apabila segala perbuatan, ucapan, gerak-geriknya tidak sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
Firman Allah dalam surat Ar-Ra'd ayat 13 yang berbunyi:

Artinya:    "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum, kecuali jika mereka sendiri yang mengubah keadaan sendirinya". (QS Ar-Rad (13) : 11)
Jadi kalau kita bekerja dan berusaha itu bukan karena kita sudah tahu bahwa Qadha dan Qadar Allah telah menentukan kita akan menjadi orang kaya atau menjadi orang berilmu. Begitu juga kalau orang mencuri atau merampok. Itu bukan karena dia sudah tahu bahwa Qadha dan Qadar Allah SWT telah menentukan dia menjadi penjahat.
Oleh sebab itu, keliru kalau orang hanya tinggal diam berpangku tangan sambil berpikiran: "Kalau Allah SWT mentakdirkan saya menjadi orang pintar dan berilmu, pastilah saya menjadi orang pintar, walaupun saya tidak sungguh-sungguh belajar."
Kekeliruan semacam ini sempat menular. Ada sebagian orang yang tidak mau beribadah karena berpendirian semacam ini. Mereka berpendirian, jika Allah SWT mentakdirkan seseorang menjadi penghuni neraka, pasti akan masuk neraka walaupun dia beribadah. Dan sebaliknya, jika Allah mentakdirkan seseorang masuk surga, pasti akan masuk surga walaupun dia tidak beribadah.
Oleh sebab itu, untuk membuktikan berlakunya Qadha dan Qadar Allah SWT atas kehidupan kita, kita perhatikan beberapa contoh kejadian sebagai berikut.
1.     Banyak orang tetap miskin, walaupun dia telah bekerja keras untuk menjadi orang kaya. Hal itu membuktikan bahwa Allah SWT telah mentakdirkan dia menjadi orang miskin.









2.     Ada orang yang tertabrak mobil hingga mati. Kejadian itu menunjukkan bahwa Qadha dan Qadar Allah SWT menentukan bahwa orang itu akan mati karena tertabrak mobil. Walaupun penyebabnya mungkin karena dia menyeberang jalan kurang hati-hati. Tetapi hal itu bukan disengaja dan bukan pilihannya.


  Dengan contoh di atas jelaslah bahwa Qadha dan Qadar Allah SWT itu berlaku atas semua makhluk-Nya, termasuk manusia, makhluk yang berakal. Tapi kita tidak bisa mengetahui apa Qadha dan Qadar Allah SWT atas diri kita, sebelum hal itu terjadi. Oleh sebab itu, kewajiban kita adalah bekerja dan berusaha dengan baik sesuai dengan perintah dan petunjuk-Nya. Tentang nasib apa yang akan dialami oleh kita, itu bukan urusan kita.
Yang pasti adalah kita harus berusaha dengan sebaik-baiknya. Kalau kita ingin berilmu, maka kita harus belajar dengan sungguh-sungguh. Kalau kita ingin hidup selamat dan bahagia kita harus taat dan bertakwa kepada Allah SWT.
Qadha dan Qadar ini dapat dibagi atas dua.
1.     Dari segi keadaannya:
a.    Qadar Azali adalah Qadar yang sudah dapat dibaca sebelumnya seperti: matahari besok pagi akan terbit dari Timur; atau, semua orang pasti akan mati .
b.    Qadar 'Am adalah Qadar yang belum dapat diketahui sebelum terjadi, seperti : kapan dan dimana matinya seseorang.
2.     Dari segi usaha dan ikhtiar manusia (Qadar berdasarkan lauhul mahfudz):
a.    Mubram adalah Qadar yang sudah pasti, tidak dapat diubah manusia.
b.    Muallaq adalah Qadar yang masih digantungkan, masih menanti ikhtiar manusia.
Ringkasan Materi
1.     Qadha adalah ketentuan atau keputusan Allah SWT yang telah berlaku dan menjadi kenyataan tentang segala sesuatu yang menyangkut makhluk-Nya
2.      Qadar adalah ketentuan-ketentuan Allah yang harus berlaku bagi setiap makhluk. Baik atau buruk semua menurut kehendak Allah.
3.     Qadha dan Qadar ini dapat dibagi atas dua.
a.     Dari segi keadaannya:
1)    Qadar Azali adalah Qadar yang sudah dapat dibaca sebelumnya seperti: matahari besok pagi akan terbit dari Timur; atau, semua orang pasti akan mati .
2)    Qadar 'Am adalah Qadar yang belum dapat diketahui sebelum terjadi, seperti : kapan dan dimana matinya seseorang.
b.     Dari segi usaha dan ikhtiar manusia. Qadar berdasarkan lauhul mahfudz ada dua macam, yaitu:
1)    Mubram adalah Qadar yang sudah pasti, tidak dapat diubah manusia.
2)    Muallaq adalah Qadar yang masih digantungkan, masih menanti ikhtiar manusia.

No comments:

Post a Comment