Thursday 25 August 2016

Meneladani Kesabaran Nabi Muhammad SAWMenghadapi Kaum Kafir Quraisy

Meneladani Kesabaran Nabi Muhammad SAWMenghadapi Kaum Kafir Quraisy
Pada masa masyarakat Islam hidup dalam ketertindasan dan ancaman bahaya yang bisa datang kapan saja, maka gerakan Islam di Mekah pada saat itu:
1.     Melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi,
2.     Menyembunyikan keimanan.
Ketika gerakan Rasulullah saw makin meluas, jumlah pengikutnya bertambah banyak. Seruannya makin tegas dan lantang. Bahkan secara terang-terangan menentang berhala dan mencela kebodohan nenek moyang mereka yang memuja berhala. Orang Quraisy terkejut dan marah. Mereka bangkit menentang dakwah Rasulullah dan dengan berbagai cara berusaha menghalang-halanginya.
Ada lima faktor yang menyebabkan orang Quraisy menentang dakwah Rasulullah, yaitu:
1.     Persaingan pengaruh dan kekuasaan. Mereka belum bisa membedakan kenabian dan kerajaan. Mereka mengira memenuhi seruan Rasulullah berarti tunduk kepada Abdul Muthallib. Hal ini menurut anggapan mereka, akan menyebabkan suku-suku Arab kehialngan pengaruhnya dalam masyarakat.
2.     Persamaan derajat. Rasulullah mengajarkan persamaan derajat di antara umat manusia. Hal ini berlawanan dengan tradisi Arab Jahiliah yang membeda-bedakan derajat manusia berdasarkan kedudukan dan status sosial.
3.     Takut dibangkitkan setelah mati. Gambaran tentang kebangkitan sesudah mati sangat mengerikan di mata pemimpin-pemimpin Quraisy. Oleh sebab itu mereka enggan  memeluk Islam.
4.     Terlampau berat meninggalkan agama nenek moyang. Apalagi ajaran yang diajarkan Rasulullah saw bertolak belakang dengan keyakinan yang mereka anut.
5.     Larangan menyembah patung serta larangan memahat dan memperjualbelikannya merupakan ancaman yang akan mematikan usaha pemahat dan penjual patung.
Adapun dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saw dilakukan dengan cara sillaturrahmi mengunjungi rumah satu per satu secara tertutup dan diam-diam. Yang telah masuk Islam diberi pelajaran secara kelompok dan ditempatkan di rumah sahabat yang telah masuk Islam, yaitu Arqam bin Arqam.
Pertimbangan Rasulullah saw melakukan dakwah tidak secara terangan-terangan adalah karena kondisi dan situasi umat Islam masih sedikit dan kurang kuat sehingga khawatir penduduk Mekah memeranginya. Dakwah secara sembunyi-sembunyi dilakukan Rasulullah saw kurang lebih tiga tahun, sampai akhirnya turun wahyu kepada beliau untuk melakukan dakwah secara terang-terangan dan terbuka.

Artinya:    "Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik". (QS. Al-Hijr (15) : 94)
Dakwah Rasulullah tersebut diketahui oleh orang-orang Quraisy. Tidak sedikit yang simpati dan akhirnya memeluk Islam dan juga banyak yang membenci dan curiga. Termasuk paman Nabi sendiri (Abu Lahab) yang menentang dakwah Rasulullah saw. Abu Lahab pernah berkata kepada Rasulullah saw: "Celaka engkau Muhammad, hanya untuk maksud inikah engkau kumpulkan kami?". Peristiwa ini terjadi ketika Rasulullah saw berdakwah di Bukit Sofa.
Dakwah Rasulullah secara terbuka tersebut berpengaruh besar bukan hanya pada penduduk Mekah, melainkan sampai ke Yastrib dan Madinah. Pengaruh tersebut meluas sampai Jazirah Arab dan Timur Tengah.
Rasulullah menyampaikan dakwah ini bukan dengan kekerasan melainkan dengan cara yang santun, lemah lembut, dan penuh kesabaran. Bahkan orang yang mengolok-oloknyapun diperlakukan dengan cara yang baik dan terpuji. Malaikatpun takjub dengan kesabaran Nabi Muhammad saw. Pada suatu ketika, saat Rasulullah berdakwah di Gunung Thaif, (daerah yang dihimpit oleh Gunung Thaif). Ketika beliau berdakwah orang-orang yang mendengarkannya, melempari beliau dengan kotoran binatang dan batu, hingga kakinya berdarah. Kemudian Malaikat datang kepada Nabi Muhammad dan bertanya: "Wahai Nabi, jika engkau mengizinkan aku, akan kuhimpitkan gunung itu kepada daerah tersebut". Tetapi Nabi Muhammad menolak tawaran Malaikat tersebut. Beliau justru mendoakan mereka dengan doanya: "Ya Allah ampunilah dosa mereka. Jadikanlah anak turunan mereka sebagai orang yang memeluk Islam".
Dalam kisah lain diceritakan:
Pada saat rintangan dan halangan yang begitu berat dari kaum Quraisy, Rasulullah saw diperintahkan untuk  melakukan perjalanan malam dari Masjid Haram di Mekah ke Baitul Maqdis di Palestina. Kemudian beliau dinaikkan menembus langit sampai ke Sidratul Muntaha. Di situlah Nabi menerima syariat kewajiban shalat fardu lima kali sehari semalam. Peristiwa itu dikenal dengan Isra-Mi'raj yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun 11 setelah kenabian. Isra dan Mi'raj disamping memperkuat iman dan mengokohkan batin Rasulullah saw (menghadapi ujian berat berkaitan dengan misi risalahnya), juga menjadi batu ujian bagi kaum muslimin apakah mereka mempercayainya atau mengingkarinya. Bagi kaum kafir Quraisy, peristiwa itu menjadi bahan untuk memperolok-olok Rasulullah. Bahkan seorang kafir bertanya kepada Rasulullah: "Wahai Muhammad, jika kamu benar Isra-Mi'raj dari masjid Al-Haram ke masjid Al-Aqsa di Palestina. Atau kamu diangkat oleh Allah, Tuhan-Mu, ke langit ketujuh untuk memerintahkan shalat, coba angkat satu kaki yang kanan, kemudian angkat satu kaki yang kiri!" Rasulullah menjawab: "Nanti saya akan jatuh". Orang kafir Quraisy berkata: "Berarti kamu berdusta. Masa kamu sampai ke Palestina dalam waktu sebentar, sedangkan mengangkat kaki saja kamu jatuh". Kejadian tersebut diceritakan kepada Umar. Umar naik pitam, dan akhirnya orang tersebut dibunuh.
Ada kisah lagi, ketika Rasulullah hendak ke masjid. Orang kafir di atas rumah tingkat tiga suka meludahi Rasulullah jika akan melewati rumahnya. Tetapi Rasulullah dengan sabar mencuci sorbannya. Sampai tiga hari beliau diperlakukan seperti itu. Hingga Umar bin Khattab geram ingin membunuh orang kafir tersebut. Tetapi Rasulullah menahannya supaya bersabar. Ketika hari keempat, beliau siap menunggu untuk diludahi tetapi beliau tidak diludahi oleh orang yang berada di rumah tingkat tersebut. Lalu beliau menyuruh sahabat untuk menyelidiki. Setelah diselidiki, sahabat Nabi bercerita kepada Rasulullah bahwa orang yang suka meludahi itu sakit. Kemudian Rasulullah pergi ke rumahnya mengambil sisa makanan, yang akan dimakan ketika berbuka puasa. Kemudian Rasulullah menengok ke rumah orang kafir yang sakit itu. Saat kedatangan Rasulullah, orang itu gemetar dan malu. Tetapi raut wajah Rasulullah mencerminkan orang yang murah senyum dan ramah.
Rasulullah adalah orang yang pertama menengoknya. Akhirnya orang itu masuk Islam karena keluhuran akhlak Rasulullah.
Itulah gambaran-gambaran kesabaran Rasulullah dalam menghadapi kaum kafir Quraisy. Beliau tak pernah berniat untuk membalas mereka. Tindakan kaum Quraisy terhadap beliau dihadapi dengan penuh kesabaran.

No comments:

Post a Comment